Uret Perusak Akar Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae)

  • 22:16 WIB
  • 28 May 2024
  • Super Administrator
  • Dilihat 4312 kali
Uret Perusak Akar Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae)
Lepidiota stigma (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan salah satu serangga hama yang potensial menimbulkan kerusakan pada tanaman tebu. Hama tersebut merusak tanaman tebu muda dengan cara memakan akar dan membuat lobang gerekan yang cukup besar pada pangkal batang tebu. Gejala awal tanaman tebu muda terserang L. stigma yaitu layu pada bagian pucuk tanaman, daun tebu yang semula hijau menjadi berwarna kekuningan mirip dengan gejala kekeringan, diikuti oleh kematian tanaman. Apabila serangan L. stigma berlanjut hingga tanaman dewasa, maka potensi penurunan produksi tebu sangat besar atau bahkan gagal panen (Indrayani, 2017).
Musim penghujan memberi kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan L. stigma yang mengakibatkan meningkatnya serangan ke seluruh pertanaman sehingga diperlukan penanaman ulang yang membutuhkan biaya ekstra. Stadia larva menyerang perakaran, sedangkan stadia dewasa mencari makanan pada kanopi tanaman di sekitar lahan tebu, terutama pada pada malam hari (Indrayani, 2017).
L. stigma termasuk hama polifagus yang merusak perakaran tanaman tebu. Serangan L. stigma dapat terjadi pada individu maupun populasi tanaman.
Penyebaran L. stigma pada tanaman tebu dapat terjadi secara cepat karena tersedia tanaman dan ratun tebu secara terus menerus. Selain itu, ketersediaan tanaman inang alternatif seperti keladi (talas), pisang, kelapa, gadung, kacang kacangan, labu, ganyong, semangka, dan sebagainya juga berkontribusi terhadap penyebaran populasi L. stigma. Hasil observasi terdahulu menunjukkan bahwa populasi L. stigma pada lahan tebu yang berdekatan dengan
pemukiman penduduk (desa) lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang berjarak ± 100 m dari desa (Kalshoven, 1981)

Gambar 5. Serangan L. stigma pada individu (A) dan
populasi tanaman (B).
Sumber : (Indrayani, 2017)

Biasanya serangan L. stigma cepat menyebar pada tanaman tebu dalam rumpun yang sama sehingga mengakibatkan tanaman rebah dengan akar terangkat.
Imago L. stigma aktif pada malam hari dan bertelur di tanah yang mengandung bahan organik tinggi. Larva L. stigma berkembang cepat dan dalam waktu 2,5 bulan ukuran tubuhnya telah mencapai ± 4 cm. Jika dibiakkan di laboratorium, satu siklus hidup L. stigma mencapai ± 380 hari (Kalsoven, 1981).
Teknik pengendalian L. stigma secara mekanis pernah diterapkan dengan mengumpulkan dan memusnahkan larva (uret), menangkap imago menggunakan lampu perangkap, dan penggenangan lahan. Pengendalian secara mekanis maupun budi daya yang pernah diterapkan belum bermanfaat secara optimal dalam menurunkan serangan L. stigma. Pengendalian secara hayati dengan memanfaatkan jamur Metarhizium anisopliae merupakan solusi yang cukup bijak untuk mengatasi serangan L. stigma. Isolat unggul lokal jamur M. anisopliae (JTMa-2) sangat patogenik terhadap L. stigma dan berpeluang untuk dikembangkan menjadi biopestisida. Pestisida kimia mulai jarang digunakan dalam pengendalian L. stigma karena telah terbukti mengakibatkan pencemaran lingkungan, khususnya pada tanah yang menjadi habitat alami berbagai biota (Indrayani, 2017).