HAMA TANAMAN KAKAO
Penggerek Buah Kakao/PBK
(Conopomorpha cramerella).
a. Biologi
1) Telur berwarna jingga, pipih berbentuk
oval, berukuran 0,5 x 0,2 mm. Lama
stadia telur 6-9 hari, dan diletakkan
pada alur-alur kulit buah kakao.
2) Larva berwarna putih kekuningan
sampai hijau muda dan panjang 1-12
mm. Lama stadia larva 15-
18 hari dan terdiri dari 3-5 instar.
3) Pupa terbungkus kokon transparan
yang kedap air, menempel pada
permukaan buah, daun, serasah daun,
karung atau keranjang tempat buah
yang ada di kebun.
Berukuran 11-15 mm. Lama stadium
pupa 5-8 hari.
4) Serangga dewasa (ngengat) berwarna
cokelat, pada sayap depan terdapat
pola zig zag berwarna putih, berukuran
panjang sekitar 7 mm. Aktif
pada malam hari. Kemampuan bertelur
50-100 butir. Lama stadium ngengat
sekitar 7-8 hari.
5) Siklus hidup PBK selama 26-35 hari.
b. Gejala Serangan
1) Buah terserang menunjukkan gejala
masak awal dengan warna tidak
merata, yaitu belang kuning hijau, jika buah digoyang tidak
berbunyi seperti halnya buah masak
normal. Pada permukaan kulit buah
terdapat lubang gerekan kecil dan jika buah dibelah
akan tampak bekas gerekan larva.
2) Imago betina meletakkan telur pada
buah muda yang berukuran panjang
8-15 cm. Telur diletakkan pada alur
kulit buah.
3) Larva yang masuk ke dalam buah
kakao akan memakan bagian plasenta
sehingga menyebabkan biji tidak
terbentuk sempurna.
4) Biji-biji kakao berukuran kecil, tidak
bernas, berwarna kehitaman, dan
saling melekat satu dengan lainnya
(lengket)
c. Pengendalian
1) Melakukan pangkas pemeliharaan
secara berkala 3-4 kali dalam setahun
untuk mengurangi kelembaban dan
meningkatkan masuknya cahaya
matahari ke lahan pertanaman
2) Melakukan pemupukan berimbang (N,
P dan K dengan dosis sesuai anjuran)
atau pupuk organik yang ditaburkan di
sekeliling tanaman ± 50 cm dari
tanaman
3) Melakukan panen sering dengan
interval 4-7 hari sekali yang diikuti
dengan sanitasi. Buah yang dipanen
dibawa ke tempat penampungan hasil
dan buah segera dibelah dan diambil
bijinya.
4. Melakukan sanitasi kebun, dengan
cara sebagai berikut:
1. Mengambil semua buah yang
terserang PBK dari pohon
8
2. Mengambil semua sisa sisa buah
yang jatuh/tercecer dari kebun
3. Mengumpulkan serasah daun yang
berada di bawah pohon.
4. Memasukan buah dan serasah
yang dikumpulkan tersebut ke
dalam lubang, dan ditutup dengan
tanah
5) Melakukan penyarungan buah dengan
kantong plastik pada buah muda
berukuran 8-15 cm. Dasar kantong
plastik dibiarkan terbuka sebagai
ventilasi untuk mengatur kelembaban
buah yang disarungi
6) Memanfaatkan semut hitam sebagai
musuh alami imago PBK. Untuk
meningkatkan populasi semut hitam
perlu dibuat sarang dari lipatan daun
kelapa atau daun kakao, dan
digantungkan di cabang
7) Aplikasi MS APH dengan cara infus
akar untuk meningkatkan vigor
tanaman
8) Melakukan peremajaan atau
rehabilitasi kebun yang sudah rusak
dengan menanam atau sambung
samping dengan klon kakao yang
toleran PBK dengan ciri kulit buah
tanpa/sedikit alur, mengkilap, licin dan
keras
9) Penggunaan insektidida sebagai
alternative terakhir dan dalam kondisi
eksplosi, serta dilakukan secara
bijaksana. Insektisida yang digunakan merupakan golongan piretroid sintetik
yang sudah mendapat izin Menteri
Pertanian, antara lain berbahan aktif
sihalotrin, sipermetrin, klorpirifos,
fipronil dan betasiflutrin.
Aplikasi insektisida diarahkan pada
buah yang berukuran ± 8cm dan
cabang horizontal tempat istirahatnya
imago PBK pada siang hari.
SUMBER : DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN