Penggerek Buah Kakao/PBK (Conopomorpha cramerella)

  • 11:22 WIB
  • 14 May 2024
  • Super Administrator
  • Dilihat 5486 kali
Penggerek Buah Kakao/PBK  (Conopomorpha cramerella)

HAMA TANAMAN KAKAO
Penggerek Buah Kakao/PBK (Conopomorpha cramerella). 

a. Biologi

1) Telur berwarna jingga, pipih berbentuk oval, berukuran 0,5 x 0,2 mm. Lama stadia telur 6-9 hari, dan diletakkan pada alur-alur kulit buah kakao.
2) Larva berwarna putih kekuningan sampai hijau muda dan panjang 1-12 mm. Lama stadia larva 15- 18 hari dan terdiri dari 3-5 instar.
3) Pupa terbungkus kokon transparan yang kedap air, menempel pada permukaan buah, daun, serasah daun, karung atau keranjang tempat buah yang ada di kebun. Berukuran 11-15 mm. Lama stadium pupa 5-8 hari.
4) Serangga dewasa (ngengat) berwarna cokelat, pada sayap depan terdapat pola zig zag berwarna putih, berukuran panjang sekitar 7 mm. Aktif pada malam hari. Kemampuan bertelur 50-100 butir. Lama stadium ngengat sekitar 7-8 hari.
5) Siklus hidup PBK selama 26-35 hari.

b. Gejala Serangan

1) Buah terserang menunjukkan gejala masak awal dengan warna tidak merata, yaitu belang kuning hijau, jika buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal. Pada permukaan kulit buah terdapat lubang gerekan kecil dan jika buah dibelah akan tampak bekas gerekan larva.
2) Imago betina meletakkan telur pada buah muda yang berukuran panjang 8-15 cm. Telur diletakkan pada alur kulit buah.
3) Larva yang masuk ke dalam buah kakao akan memakan bagian plasenta sehingga menyebabkan biji tidak terbentuk sempurna.
4) Biji-biji kakao berukuran kecil, tidak bernas, berwarna kehitaman, dan saling melekat satu dengan lainnya (lengket)

c. Pengendalian

1) Melakukan pangkas pemeliharaan secara berkala 3-4 kali dalam setahun untuk mengurangi kelembaban dan meningkatkan masuknya cahaya matahari ke lahan pertanaman
2) Melakukan pemupukan berimbang (N, P dan K dengan dosis sesuai anjuran) atau pupuk organik yang ditaburkan di sekeliling tanaman ± 50 cm dari tanaman
3) Melakukan panen sering dengan interval 4-7 hari sekali yang diikuti dengan sanitasi. Buah yang dipanen dibawa ke tempat penampungan hasil dan buah segera dibelah dan diambil bijinya.
4. Melakukan sanitasi kebun, dengan cara sebagai berikut:
1. Mengambil semua buah yang terserang PBK dari pohon 8
2. Mengambil semua sisa sisa buah yang jatuh/tercecer dari kebun
3. Mengumpulkan serasah daun yang berada di bawah pohon.
4. Memasukan buah dan serasah yang dikumpulkan tersebut ke dalam lubang, dan ditutup dengan tanah 

5) Melakukan penyarungan buah dengan kantong plastik pada buah muda berukuran 8-15 cm. Dasar kantong plastik dibiarkan terbuka sebagai ventilasi untuk mengatur kelembaban buah yang disarungi
6) Memanfaatkan semut hitam sebagai musuh alami imago PBK. Untuk meningkatkan populasi semut hitam perlu dibuat sarang dari lipatan daun kelapa atau daun kakao, dan digantungkan di cabang
7) Aplikasi MS APH dengan cara infus akar untuk meningkatkan vigor tanaman
8) Melakukan peremajaan atau rehabilitasi kebun yang sudah rusak dengan menanam atau sambung samping dengan klon kakao yang toleran PBK dengan ciri kulit buah tanpa/sedikit alur, mengkilap, licin dan keras
9) Penggunaan insektidida sebagai alternative terakhir dan dalam kondisi eksplosi, serta dilakukan secara bijaksana. Insektisida yang digunakan merupakan golongan piretroid sintetik yang sudah mendapat izin Menteri Pertanian, antara lain berbahan aktif sihalotrin, sipermetrin, klorpirifos, fipronil dan betasiflutrin. Aplikasi insektisida diarahkan pada buah yang berukuran ± 8cm dan cabang horizontal tempat istirahatnya imago PBK pada siang hari.

SUMBER : DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN